Artikel ini berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin (Institut Teknologi Nasional) yang diterbitkan pada tahun 2010 (klik disini)
Pemborosan(waste) pada
proses produksi suatu barang dapat terjadi karena bermacam faktor saat proses
produksi tersebut dijalankan. Permasalahan waste
yang terjadi pada PT. PLN(Persero) Jasa&Produksi unit produksi Bandung menjadi
contoh waste yang disebabkan pada saat proses memproduksi lemari bagi tegangan
rendah(TR) 4 jurusan. Saat proses memproduksi lemari bagi tegangan rendah(TR) 4
jurusan tesebut, ditemukan pemborosan-pemborosan yang disebabkan karena tidak
adanya suatu metode kerja yang menjadi standard dalam pembuatan lemari bagi
tegangan rendah(TR) 4 jurusan.
Untuk mengatasi dampak
waste tadi, dilakukan penelitian menggunakan metode lean manufaturing yang mana dapat mempersingkat waktu pada proses
pembuatan lemari bagi tersebut, serta untuk membuat suatu standard operasional
dalam pembuatan lemari bagi tadi. Metode lean
manufacturing dilakukan dengan tahapan-tahapan pengidentifikasian proses
produksi lemari bagi tegangan rendah 4 jurusan, kemudian dilanjutkan pada pemeriksaan
pada current state value stream maping yaitu
pemeriksaan pada tiap-tiap stasiun kerja pembuatan lemari bagi untuk menentukan
penyebab dari pemborosan yang terjadi, dan terakhir melakukan penataan ulang
atau perancangan future state gap value
stream maping sebagai upaya agar pemborosan proses produksi tidak terjadi
lagi. Dalam proses pengidentifikasian current
state gap dilakukan dengan menggunakan sistem 5W+1H, untuk menentukan
permasalahan yang menimbulkan pemborosan pada saat produksi lemari bagi.
Lemari bagi tegangan
rendah(TR) 4 jurusan yang dimiliki PT. PLN(Persero) ini merupakan lemari yang
berfungsi untuk mengatur serta mendistribusikan listrik ke rumah-rumah
konsumen, yang mana sebelum pendistribusiannya
listrik yang masih bertegangan menengah sebesar 20KV dari tiang listrik
diatur oleh trafo yang kemudian diturunkan tegangannya menjadi 220V, lalu
disalurkan ke dalam lemari bagi tegangan rendah(TR) 4 jurusan. Barulah dari
lemari bagi tadi, listrik yang bertegangan 220V disebar juga didistribusikan ke
tiap-tiap rumah konsumen.
Metode lean manufacturing digunakan untuk
menentukan serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses produksi
lemari bagi tegangan rendah(TR) 4 jurusan, selain itu untuk mempersingkat waktu
saat proses produksi. Tahap pertama pada metode lean manufacturing adalah pemeriksaan
saat proses produksi lemari bagi tegangan rendah 4 jurusan, pada tahap ini
diketahui proses produksi lemari bagi tidak hanya terdiri dari aktifitas yang
memberikan nilai tambah(value added
activities), melainkan tedapat pula aktivitas yang tidak mempunyai nilai
tambah(non-value added activities),
yaitu perpindahan juga penyimpanan material serta waktu menunggu pada proses
berikutnya. Tahap selanjutnya adalah pengidentifikasian current state gap value stream maping yang bertujuan untuk
menentukan permasalahan serta penyebab waste
dari proses produksi lemari bagi tegangan rendah, untuk jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut ini
Pada current state,
terlihat terjadi pemborosan serta kesalahan di tiap tahap proses produksinya. Namun
yang berdampak paling besar merupakan proses bending, dimana saat proses
bending tersebut terjadi over production(penumpukan). Maka tahap terakhir pada
metode lean manufacturing adalah proses perancangan future state value mapping yang bertujuan membentuk peta kerja baru
yang lebih efisien serta mempersingkat waktu dalam proses produksi lemari bagi
tegangan rendah 4 jurusan. Perancangan future state ini dilakukan dengan merubah
cara kerja pada tiap proses yang mengalami pemborosan karena menimbulkan
pekerjaaan berulang-ulang, serta inventory
work in processs. Kemudian dengan merubah layout stasiun kerja, agar kerja
dari operator masing-masing stasiun kerja yang saling berhubungan tidak berjauh-jauhan
sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam bekerja.
Setelah dilakukan
perbaikan proses produksi dengan metode lean manufacturing, selain
mengefisiensikan pekerjaan produksi juga mempersigkat waktu produksi. Yang mana
saat produksi masih menggunakan current state, waktu produksi untuk lemari bagi
tegangan rendah membutuhkan waktu selama 12 hari(5632 menit), kini dengan
future state value stream mapping waktu produksi menjadi hanya 10 hari(4341
menit).
Dengan metode lean
manufacturing untuk memperbaiki waste yang terjadi pada proses produksi lemari
bagi tegangan rendah(TR) PT. PLN(Persero) dapat meminimalisir dampak
pemborosan-pemborosan yang terjadi, serta dapat mempersingkat waktu
produksinya. Langkah-langkah metode lean manufacturing untuk memperbaiki proses
produksi dengan mengubah metode kerja operator produksi dan mengubah
layout(tata letak) tiap stasiun produksinya. Sehingga dapat meningkatkan hasil
produksi lemari bagi tegangan rendah dengan waktu yang relatif lebih singkat.