Kamis, 07 Januari 2016

Metode LeanManufacturing pada Proses Produksi Lemari Bagi Tegangan Rendah PT. PLN(Persero)



Artikel ini berdasarkan jurnal yang diterbitkan oleh Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin (Institut Teknologi Nasional) yang diterbitkan pada tahun 2010 (klik disini)


Pemborosan(waste) pada proses produksi suatu barang dapat terjadi karena bermacam faktor saat proses produksi tersebut dijalankan. Permasalahan waste yang terjadi pada PT. PLN(Persero) Jasa&Produksi unit produksi Bandung menjadi contoh waste yang disebabkan pada saat proses memproduksi lemari bagi tegangan rendah(TR) 4 jurusan. Saat proses memproduksi lemari bagi tegangan rendah(TR) 4 jurusan tesebut, ditemukan pemborosan-pemborosan yang disebabkan karena tidak adanya suatu metode kerja yang menjadi standard dalam pembuatan lemari bagi tegangan rendah(TR) 4 jurusan.
Untuk mengatasi dampak waste tadi, dilakukan penelitian menggunakan metode lean manufaturing yang mana dapat mempersingkat waktu pada proses pembuatan lemari bagi tersebut, serta untuk membuat suatu standard operasional dalam pembuatan lemari bagi tadi. Metode lean manufacturing dilakukan dengan tahapan-tahapan pengidentifikasian proses produksi lemari bagi tegangan rendah 4 jurusan, kemudian dilanjutkan pada pemeriksaan pada current state value stream maping yaitu pemeriksaan pada tiap-tiap stasiun kerja pembuatan lemari bagi untuk menentukan penyebab dari pemborosan yang terjadi, dan terakhir melakukan penataan ulang atau perancangan future state gap value stream maping sebagai upaya agar pemborosan proses produksi tidak terjadi lagi. Dalam proses pengidentifikasian current state gap dilakukan dengan menggunakan sistem 5W+1H, untuk menentukan permasalahan yang menimbulkan pemborosan pada saat produksi lemari bagi.
Lemari bagi tegangan rendah(TR) 4 jurusan yang dimiliki PT. PLN(Persero) ini merupakan lemari yang berfungsi untuk mengatur serta mendistribusikan listrik ke rumah-rumah konsumen, yang mana sebelum pendistribusiannya  listrik yang masih bertegangan menengah sebesar 20KV dari tiang listrik diatur oleh trafo yang kemudian diturunkan tegangannya menjadi 220V, lalu disalurkan ke dalam lemari bagi tegangan rendah(TR) 4 jurusan. Barulah dari lemari bagi tadi, listrik yang bertegangan 220V disebar juga didistribusikan ke tiap-tiap rumah konsumen.
Metode lean manufacturing digunakan untuk menentukan serta mengatasi permasalahan yang timbul dalam proses produksi lemari bagi tegangan rendah(TR) 4 jurusan, selain itu untuk mempersingkat waktu saat proses produksi. Tahap pertama pada metode lean manufacturing adalah pemeriksaan saat proses produksi lemari bagi tegangan rendah 4 jurusan, pada tahap ini diketahui proses produksi lemari bagi tidak hanya terdiri dari aktifitas yang memberikan nilai tambah(value added activities), melainkan tedapat pula aktivitas yang tidak mempunyai nilai tambah(non-value added activities), yaitu perpindahan juga penyimpanan material serta waktu menunggu pada proses berikutnya. Tahap selanjutnya adalah pengidentifikasian current state gap value stream maping yang bertujuan untuk menentukan permasalahan serta penyebab waste dari proses produksi lemari bagi tegangan rendah, untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini



Pada current state, terlihat terjadi pemborosan serta kesalahan di tiap tahap proses produksinya. Namun yang berdampak paling besar merupakan proses bending, dimana saat proses bending tersebut terjadi over production(penumpukan). Maka tahap terakhir pada metode lean manufacturing adalah proses perancangan future state value mapping yang bertujuan membentuk peta kerja baru yang lebih efisien serta mempersingkat waktu dalam proses produksi lemari bagi tegangan rendah 4 jurusan. Perancangan future state ini dilakukan dengan merubah cara kerja pada tiap proses yang mengalami pemborosan karena menimbulkan pekerjaaan berulang-ulang, serta inventory work in processs. Kemudian dengan merubah layout stasiun kerja, agar kerja dari operator masing-masing stasiun kerja yang saling berhubungan tidak berjauh-jauhan sehingga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam bekerja.
Setelah dilakukan perbaikan proses produksi dengan metode lean manufacturing, selain mengefisiensikan pekerjaan produksi juga mempersigkat waktu produksi. Yang mana saat produksi masih menggunakan current state, waktu produksi untuk lemari bagi tegangan rendah membutuhkan waktu selama 12 hari(5632 menit), kini dengan future state value stream mapping waktu produksi menjadi hanya 10 hari(4341 menit).
Dengan metode lean manufacturing untuk memperbaiki waste yang terjadi pada proses produksi lemari bagi tegangan rendah(TR) PT. PLN(Persero) dapat meminimalisir dampak pemborosan-pemborosan yang terjadi, serta dapat mempersingkat waktu produksinya. Langkah-langkah metode lean manufacturing untuk memperbaiki proses produksi dengan mengubah metode kerja operator produksi dan mengubah layout(tata letak) tiap stasiun produksinya. Sehingga dapat meningkatkan hasil produksi lemari bagi tegangan rendah dengan waktu yang relatif lebih singkat.

2 komentar:

  1. TI1.4-C titanium bohr model (C8-B H), for Sale
    Buy the TI1.4-C titanium bohr model everquest: titanium edition (C8-B H), for Sale, titanium easy flux 125 Online by Tamanya-Sasimai, online at www.titanium-arts.com! thunder titanium lights TI1.4-C titanium everquest: titanium edition bohr aftershokz titanium model (C8-B H) for Sale.

    BalasHapus