Rabu, 06 Januari 2016

Penerapan Metode Green Productivity pada Industri



Isue mengenai lingkungan hidup saat ini sedang menjadi topik yang ramai diperbincangkan. Setiap usaha yang bersinggungan dengan lingkungan hidup sekitarnya, kini ditekankan agar dapat menjaga kestabilan ekosistem di lingkungan sekitarnya juga. Tidak terkecuali bidang industri, kini juga banyak melakukan pengaplikasian bermacam metode untuk meloloskan hasil produksi mereka namun tetap melindungi lingkungan sekitarnya.
Bermacam-macam metode yang mereka terapkan untuk menjaga lingkungan sekitar mereka dari dampak akan proses produksinya maupun dampak setelah proses produksi. Mulai dengan metode green produktivity, lean manufacture, penerapan sistem 3R(reduce,reuse,recycle), atau dengan meminimalisasi hasil gas buangan proses produksi. Dari kesemua metode tersebut penekanan akan efisiensi penggunaan sumber daya, penggunaan kembali limbah produksi, serta efisiensi penggunaan pada bahan dasar maupun efisiensi penggunaan waktu bekerja menjadi dasar metode.


Pada industri berskala kecil menengah yang menjadi penopang akan industri-industri besar lainnya, metode-metode yang ramah lingkungan bagi proses produksi mereka haruslah sudah dilaksanakan. Yang mana saat ini industri beskala kecil menengah ini mengalami peningkatan jumlahnya. Maka agar bisa bersaing dengan industri-industri lainnya, dilakukan peminimalisiran dampak akan lingkungan sekitarnya serta pengelolaan limbah-limbah produksi.
Setiap proses produksi pastilah menghasilkan limbah, baik saat proses produksi tersebut sedang berjalan maupun saat proses produksi tesebut selesai. Limbah produksi ini dapat berwujud limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas yang mana semua limbah produksi ini akan berdampak pada lingkungan sekitar pabrik industri tersebut. Penanganan yang tepat akan limbah-limbah produksi akan meminimalisir akibat dari pencemaran lingkungannya, selain itu juga dapat meminimalisir biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan. Dengan memanfaatkan libah hasil produksi, tidak jarang malah akan mendatangkan pendapatan baru bagi perusahaan.
Begitu banyak industri yang ada di daerah Jawa juga sekitarnya, salah satunya adalah industri pengrajin batik. Kain batik terkenal halus saat dipakainya, serta memiliki bermacam-macam motif yang indah. Batik pun kini telah mengalami pekembangan, yang mana telah dikembangkan lagi menjadi berbagai jenis pakaian, celana, tas, maupun aksesoris, dsb. Namun proses pembuatan batik sendiri menyisakan berbagai limbah. Limbah cair dari proses batik merupakan limbah yang paling berdampak pada lingkungan sekitarnya, sebab mengandung berbagai kandungan senyawa yang menimbulkan pencemaran lingkungan air sekitar.


Penerapan metode green productivity pada industri batik dengan sistem 3R dapat dilakukan untuk meminimalisir limbah-limbah berbahaya, serta digunakan untuk menggunakan kembali limbah dari industri batik tersebut. Limbah industri batik dapat kita kategorikan menjadi 3 jenis, yaitu limbah padat(perca mori, lelehan lilin, potongan kain batik), limbah gas(gas-gas emisi yang terbentuk saat proses membakar), limbah cair(sisa-sisa dari pewarnaan kain batik maupun saat mencuci batik). Dengan menggunakan metode 3R pada limbah batik dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan. Langkah pertama dengan mengurangi maupun menanggulangi efek limbah dari proses membatik(reduce), langkah kedua dengan pemanfaatan kembali limbah batik(reuse), dan terakhir dilakukannya daur ulang pada limbah batik(recycle). Limbah batik berupa perca mori serta potongan kain batik dapat kita manfaatkan lagi untuk dibuat suatu barang produk baru, kemudian gas-gas hasil saat pembakaran saat proses membatik dapat kita minimalisir efeknya dengan mendesain tata letak pengerjaannya agar dapat langsung terurai dengan udara bebas, sehingga dampak kesehatan bagi para pekerja dapat teratasi. Yang terakhir limbah cair dari proses membatik dapat kita minimalisir dampaknya dengan cara menyaringnya terlebih dahulu sebelum kita buang ke lingkungan sekitar. Kita dapat membuat suatu sistem penyaring yang terbuat dari larutan kapur, campuran tawas, dan arang untuk digunakan sebagai penyaring pada limbah cair batik.
Dengan penerapan metoda 3R tersebut, diharapkan dapat meminimalisir dampak lingkungan serta dampak lain akibat proses industri batik.

Disunting berdasarkan; jurnal komponen industri ramah lingkungan serta jurnal green productivity of industries

Tidak ada komentar:

Posting Komentar