Isue mengenai
lingkungan hidup saat ini sedang menjadi topik yang ramai diperbincangkan. Setiap
usaha yang bersinggungan dengan lingkungan hidup sekitarnya, kini ditekankan
agar dapat menjaga kestabilan ekosistem di lingkungan sekitarnya juga. Tidak terkecuali
bidang industri, kini juga banyak melakukan pengaplikasian bermacam metode
untuk meloloskan hasil produksi mereka namun tetap melindungi lingkungan
sekitarnya.
Bermacam-macam metode
yang mereka terapkan untuk menjaga lingkungan sekitar mereka dari dampak akan
proses produksinya maupun dampak setelah proses produksi. Mulai dengan metode green produktivity, lean manufacture, penerapan sistem
3R(reduce,reuse,recycle), atau dengan meminimalisasi
hasil gas buangan proses produksi. Dari kesemua metode tersebut penekanan
akan efisiensi penggunaan sumber daya, penggunaan kembali limbah produksi,
serta efisiensi penggunaan pada bahan dasar maupun efisiensi penggunaan waktu
bekerja menjadi dasar metode.
Pada industri berskala kecil
menengah yang menjadi penopang akan industri-industri besar lainnya,
metode-metode yang ramah lingkungan bagi proses produksi mereka haruslah sudah
dilaksanakan. Yang mana saat ini industri beskala kecil menengah ini mengalami
peningkatan jumlahnya. Maka agar bisa bersaing dengan industri-industri
lainnya, dilakukan peminimalisiran dampak akan lingkungan sekitarnya serta
pengelolaan limbah-limbah produksi.
Setiap proses produksi
pastilah menghasilkan limbah, baik saat proses produksi tersebut sedang
berjalan maupun saat proses produksi tesebut selesai. Limbah produksi ini dapat
berwujud limbah padat, limbah cair, maupun limbah gas yang mana semua limbah
produksi ini akan berdampak pada lingkungan sekitar pabrik industri tersebut. Penanganan
yang tepat akan limbah-limbah produksi akan meminimalisir akibat dari pencemaran
lingkungannya, selain itu juga dapat meminimalisir biaya-biaya yang dikeluarkan
perusahaan. Dengan memanfaatkan libah hasil produksi, tidak jarang malah akan
mendatangkan pendapatan baru bagi perusahaan.
Begitu banyak industri
yang ada di daerah Jawa juga sekitarnya, salah satunya adalah industri
pengrajin batik. Kain batik terkenal halus saat dipakainya, serta memiliki
bermacam-macam motif yang indah. Batik pun kini telah mengalami pekembangan,
yang mana telah dikembangkan lagi menjadi berbagai jenis pakaian, celana, tas, maupun
aksesoris, dsb. Namun proses pembuatan batik sendiri menyisakan berbagai limbah.
Limbah cair dari proses batik merupakan limbah yang paling berdampak pada
lingkungan sekitarnya, sebab mengandung berbagai kandungan senyawa yang menimbulkan
pencemaran lingkungan air sekitar.
Penerapan metode green productivity pada industri batik
dengan sistem 3R dapat dilakukan untuk meminimalisir limbah-limbah berbahaya,
serta digunakan untuk menggunakan kembali limbah dari industri batik tersebut. Limbah
industri batik dapat kita kategorikan menjadi 3 jenis, yaitu limbah padat(perca
mori, lelehan lilin, potongan kain batik), limbah gas(gas-gas emisi yang
terbentuk saat proses membakar), limbah cair(sisa-sisa dari pewarnaan kain
batik maupun saat mencuci batik). Dengan menggunakan metode 3R pada limbah
batik dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan. Langkah pertama
dengan mengurangi maupun menanggulangi efek limbah dari proses membatik(reduce),
langkah kedua dengan pemanfaatan kembali limbah batik(reuse), dan terakhir
dilakukannya daur ulang pada limbah batik(recycle). Limbah batik berupa perca
mori serta potongan kain batik dapat kita manfaatkan lagi untuk dibuat suatu
barang produk baru, kemudian gas-gas hasil saat pembakaran saat proses membatik
dapat kita minimalisir efeknya dengan mendesain tata letak pengerjaannya agar
dapat langsung terurai dengan udara bebas, sehingga dampak kesehatan bagi para
pekerja dapat teratasi. Yang terakhir limbah cair dari proses membatik dapat
kita minimalisir dampaknya dengan cara menyaringnya terlebih dahulu sebelum kita
buang ke lingkungan sekitar. Kita dapat membuat suatu sistem penyaring yang terbuat
dari larutan kapur, campuran tawas, dan arang untuk digunakan sebagai penyaring
pada limbah cair batik.
Dengan penerapan metoda
3R tersebut, diharapkan dapat meminimalisir dampak lingkungan serta dampak lain
akibat proses industri batik.
Disunting berdasarkan; jurnal komponen industri ramah lingkungan serta jurnal green productivity of industries
Tidak ada komentar:
Posting Komentar